10 Langkah Menghadapi Kebakaran (1-5)

Menghadapi Kebakaran
Dalam kedaan tertentu baik itu di rumah, di sekolah, kantor atau mungkin di pabrik, kita menghadapi kondisi kritis saat muncul api yang tidak dapat kita kontrol.


Dalam kondisi kritis tersebut perlu dilakukan tindakan terarah agar semua resiko dapat dikendalikan lebih baik. 10 Langkah Menghadapi Kebakaran ini dapat diajarkan kepada keluarga, anak ataupun rekan-rekan kerja.


Berikut 10 Langkah Menghadapi Kebakaran:

Langkah 1: Meminta Bantuan


Langkah 1: Meminta Bantuan

Api dapat berkembang lebih besar dari yang Anda perkirakan, meminta bantuan profesional atau petugas jauh lebih baik dibandandingkan Anda tangani sendiri. Bila potensi kebakaran cukup besar anda dapat menelpon petugas pemadam kebakaran.
Untuk di Indonesia layanan Pemadam Kebakaran: 113 atau 1131.

Langkah 2: Periksa Keselamatan Anda Sebelum Memadamkan Api

Langkah 2: Periksa Keselamatan Anda Sebelum Memadamkan Api

  • Apakah Anda secara fisik mampu memadamkan api?
  • Carilah exit point. Pastikan bahwa ada jalan keluar yang mudah dalam kondisi darurat
  • Jangan memadamkan api jika kebakaran tersebut menyebabkan gas/asap beracun
  • Periksa keamanan struktur bangunan, hal ini untuk mengidentifikasi resiko penyebaran api dan dampak yang terjadi terutama untuk keselamatan Anda
  • Ingatlah bahwa hidup Anda lebih penting daripada properti, jadi jangan menempatkan diri sendiri atau orang lain pada risiko.

Langkah 3: Menilai Api

Langkah 3: Menilai Api

Anda harus menilai inti api dan bagian mana yang harus dipadamkan terlebih dahulu, Sebuah Alat Pemadam Api Ringan (APAR) sangat berguna dan berharga dalam memadamkan api pada awal-awal untuk menghindari risiko kebakaran yang lebih besar. Namun ketika api telah terlampau besar perlengkapan pemadam yang lebih besar lebih dibutuhkan. Pemadam jenis trolly atau hydrant yang ditangani profesional/petugas pemadam akan lebih tepat.
Gunakan insting Anda kapan Anda sebaiknya mundur dan mengutamakan keselematan Anda.


Langkah 4: Periksa jenis pemadam

Langkah 4: Periksa jenis pemadam

Secara Umum ada lima kelas utama pemadam kebakaran : A, B, C,  D dan K.
  • Kelas A: ini cocok untuk kain, kayu, karet, kertas, macam plastik, dan kebakaran mudah terbakar biasa. Hal ini biasanya diisi dengan 2 1/2 galon (9,46 liter) air bertekanan.
  • Kelas B: ini cocok untuk minyak, bensin atau kebakaran berbasis minyak biasanya diisi dengan bahan kimia kering. Alat pemadam kecil dari £ 6 (2.72kg) tidak dianjurkan.
  • Kelas C: ini cocok untuk kebakaran listrik yang disebabkan oleh peralatan, peralatan, dan lainnya terpasang di gigi. Hal ini dapat berisi baik halon atau CO2. Halon 1211 dan 1301 sangat mahal dan menguras lapisan ozon, tetapi digantikan oleh agen-agen non-depleting seperti FM200. Perhatikan bahwa halon sekarang ilegal di banyak yurisdiksi.
  • Kelas D: ini digunakan untuk logam yang reaktif terhadap air seperti membakar magnesium dan akan berlokasi di pabrik-pabrik yang menggunakan logam tersebut. Muncul dalam bentuk bubuk yang harus mencakup bahan untuk memadamkannya.
  • Kelas K: ini mengandung tujuan khusus basah bahan kimia untuk digunakan dalam kebakaran dapur dan fryers untuk menghentikan kebakaran dimulai oleh minyak nabati, lemak hewan, atau lemak lain mulai dalam peralatan memasak.


Langkah 5: Menyiapkan Pemadam Api

Langkah 5: Menyiapkan Pemadam Api

Hampir semua alat pemadam api memiliki peniti atau pin sebagai pengaman. Pin ini biasanya terlihat seperti plastik atau cincin logam, yang diikat oleh segel plastik. Fitur khas akan bervariasi tergantung pada jenis pemadam api yang Anda miliki. Anda harus membuka segel dan tarik peniti dari pegangan sebelum Anda dapat menggunakan pemadam api dengan menekan tuasnya.

Untuk langkap ke-6 sampai ke 10 akan dibahas dalam artikel selanjutnya:
10 Langkah Menghadapi Kebakaran (6-10)

0 comments:

Post a Comment